Selasa, 16 Oktober 2012

Mungkinkah Hidup Kudus?


Kebaktian DNA, 29 September 2012 oleh Andy Otniel

Banyak perdebatan yang membahas tentang mungkin atau tidak hidup kudus. Pada kesempatan kali ini kak Andy menegaskan bahwa hidup kudus itu mungkin, hanya saja mau apa tidak, karena memang berat.

Namun demikian ada beberapa pertanyaan logika yang dapat membantu kita termotivasi untuk hidup kudus.
Roh tidak akan hancur, lalu kemana perginya? Jadi lebih penting menjaga kebersihan tubuh yang sementara, atau roh yang kekal?

Roti yang kamu temukan di pinggir jalan, dan roti yang dimasak fresh di hotel, mana yang akan kamu makan? Tentu yang kedua karena lebih bersih.

Lebih memilih tinggal di Zimbabwe atau Sydney? Tentunya Sydney karena lebih tentram dan bersih.

Kalau saya membuat nasi goreng dengan 10 telur, namun satu telurnya busuk, maukah kamu makan? Tentu tidak karena semuanya menjadi bau karena 1 telur yang busuk.

Berangkat dari pertanyaan-pertanyaan diatas, jawabannya selalu berujung pada “kebersihan total” karena sedikit satu noda bisa membuat semuanya menjadi tidak bersih.

Bagaimana caranya hidup kudus yang sangat susah ini?
Masalahnya kita seringkali tidak membaca ‘buku panduan’ – sama halnya seperti habis membeli gadget baru tapi tidak dibaca semua panduannya, karena merasa sudah bisa menggunakan padahal banyak petunjuk yang akan berguna dalam penerapannya.

Hal kedua yang harus diperhatikan adalah betapa sempurnanya kita sebagai manusia. Kalau kita berpandangan bahwa hidup kita buruk, itu sama saja berkata bahwa “Tuhan, kau gagal menciptakan saya”.

Lucifer saja SIRIK dengan manusia karena manusia terlalu sempurna (diciptakan Tuhan padahal sudah ada malaikat, dibuatkan taman khusus), jadi tidak ada alasan bagi kita untuk tidak mensyukuri anugerah Tuhan untuk hidup. 

Pertanyaan yang seringkali memenuhi kepala kita : mengapa manusia tidak diciptakan kudus dari awal? Kenapa pohon pengetahuan tidak dipagari saja? Kenapa ular tidak dikurung?

-          Karena manusia diberi free will dan bukan sebuah robot
-          Lalu kenapa manusia diberi free will? Karena Tuhan mau melihat siapa yang sungguh-sungguh mau kembali padanya setelah diberi kebebasan

Kemanapun kita pergi di dunia ini, pasti ada si iblis (ingat kisah Ayub)
Tuhan sudah menetapkan dari awal bahwa kesucian membawa kebahagiaan tapi pikiran ini diputarbalikkan iblis. Seringkali kita berpikir : “Sebenarnya Tuhan menghendaki kita hidup suci atau bahagia? Hidup suci kan tidak bahagia? Berarti Tuhan tidak baik donk?”

Sesungguhnya hidup tidak suci memang bahagia, tapi bahagianya semu karena hanya di dunia dan sifatnya sementara, sebaliknya untuk hidup suci tidak bahagia di dunia, tapi pada endingnya akan bahagia selamanya.
Untuk bisa hidup berkenan pada Tuhan, baca Roma 12:2, ingat bahwa Alkitab merupakan buku panduan hidup kita.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar