Senin, 08 Oktober 2012

Mengenal Ibadah yang Sejati

Kebaktian DNA, 9 Juni 2012 oleh Kak Yafet Ibadah yang sejati berasal dari bahasa asing “Logicos Latrio” yang berarti Reasonable Service. Yang dimaksud dengan Reasonable Service ini adalah : 1. Ibadah yang ‘masuk’ di akalnya Tuhan 2. Ada sesuatu yang dikorbankan 3. Tindakan real bukan hanya doa. Ibadah yang masuk di akalnya Tuhan berarti bahwa apa yang kita lakukan memang apa yang sudah di expect Tuhan untuk kita lakukan sebagai anaknya. Kita memenuhi ekspektasi Tuhan yang berspekulasi bahwa kita melakukan hal yang MENURUT TUHAN masuk akal, bukan menurut manusia masuk akal. Ada sesuatu yang dikorbankan bukan berarti kita harus mengorbankan persembahan yang berat-berat seperti domba pada jaman perjanjian lama, atau bahkan uang di jaman sekarang. Sesuatu yang dikorbankan bisa saja merujuk pada waktu dan energi. Di jaman sekarang waktu dan energi bahkan bisa dinilai sangat berharga-setara dengan uang. Rela datang untuk berdoa dalam persekutuan, mengorbankan sedikit waktu belajar untuk bicara dengan Tuhan, dan masih menyempatkan diri untuk membaca Alkitab disaat pulang malam, semuanya itu sudah menjadi pengorbanan yang berharga di mata Tuhan. Tindakan real sepertinya sudah menjadi hal yang berkali kali ditekankan oleh orang-orang beriman, bahwa iman tanpa tindakan adalah mati, dan firman yang hanya disimpan namun tidak disebarkan akan mati juga (lihat resume 2 Juni 2012 untuk pembahasan yang lebih mendalam). Kita semua memang melakukan ibadah sampai hari ini, baik di keluarga, di sekolah, tempat kerja, dan lain-lainnya dalam tingkat yang berbeda-beda. Namun seberapa dekat kualitas ibadah kita untuk menjadi sejati? Tidak ada yang berkata bahwa kita harus menjalani ibadah yang PURE sejati secara langsung, semua pun melalui proses yang diberikan oleh Allah sendiri. Namun demikian hendaklah kita senantiasa melatih diri untuk semakin mendekati tingkat sejati tersebut karena sebenarnya ibadah yang sejati itu sulit untuk dijalani. Alasannya : 1. Tidak semua dari kita mengenal Tuhan kita secara intim, sehingga kita tidak bisa mengerti akal sehat Bapa kita sendiri. Akibatnya kitapun tidak bisa menilai sendiri apakah ibadah kita sudah masuk di akalnya Tuhan. Membaca firman dan berdoa (pelayanan vertikal) adalah solusi untuk mengenal Tuhan lebih dekat lagi. 2. Pengorbanan yang sebenarnya ringan seperti energi dan waktu pada jaman dahulu telah menjadi sangat mahal di masa sekarang. Sanggupkah kita mengorbankanNya untuk meningkatkan level ibadah kita? 3. Hidup di lingkungan dunia yang makin ‘sakit’ dan kompleks tentunya membuat kita takut untuk bertindak nyata dalam mewujudkan kesejatian iman kita. Dengan bantuan Tuhan dan Roh Kudus, hendaknya kita menyingkirkan perasaan takut kita dan berani untuk menjadi Firman Hidup bagi lingkungan sekitar kita.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar