Selasa, 30 Oktober 2012

Kasih Karunia


Kebaktian DNA preach oleh Joshua Janisaputro Mulyono
1 Petrus 2 : 19-20

Kalau kita berbuat baik lalu malah dihukum Tuhan, itu namanya kasih Karunia. Sebagai anak Tuhan hendaknya kita tidak mempunyai mental yang “saya berbuat baik maka saya HARUS MENERIMA yang baik dari Tuhan”. Tuhan mau membentuk kita menjadi anakNya yang dewasa, oleh karena itu kita juga diberikan proses meskipun kita sudah berbuat sebaik apapun, karena proses tersebut demi kebaikan kita sendiri.

Kenapa Tuhan jarang secara instan memberikan mujizat apabila diminta? Karena memberikan hal baik kepada kita secara instan akan membuat mental kita rusak dan ‘gampangan’ oleh karena itu Tuhan ingin menolong kita menggapai apa yang kita inginkan secara bertahap.
Jangan pernah kabur dari proses, apabila merasa keberatan menghadapinya, mintalah hikmat.

Senin, 29 Oktober 2012

DNA to next level part 2


DNA goes to the next level – Anyer oleh kak Wandy
Berhargakah kamu di mata Tuhan?

Tuhan sendiri yang mengatakan bahwa kita adalah biji Mata-Nya (biji mata adalah organ sensitif yang penting di tubuh, sangat dilindungi). Selain itu, kita diciptakan Tuhan secara personal (ibaratnya ‘handmade’ bukannya mass production) – oleh karena itu kita masing-masing unik. Apabila kita memang tidak berharga, Tuhan tidak akan ‘capek-capek’ mengerjakan kita satu-satu (engkau MENENUN aku dalam kandungan ibuku – tenunan harus dilakukan dengan hati-hati dan lama prosesnya)

Mazmur 139 berkata bahwa Tuhan tidak pernah memberikan yang baik untuk kita namun hanya yang terbaik. Hidup kita sesungguhnya luar biasa, sayangnya kita sering salah memberikan respon pada proses.
Mengingat kita sudah ditebus Tuhan Yesus dengan harga yang tiada bandingnya, sekarang keputusan kita : mau kamu hargai berapa hidupmu sendiri? Apabila kamu percaya value hidup kamu sangat besar secara kamu menghargai penebusan Yesus, hendaknya kamu melakukan apa yang terbaik dihidupmu supaya nilainya bertambah. Yang menentukan nilai hidup kita adalah : cara merespon, gaya hidup, dan perilaku.

Contoh : seorang yang hidup mewah akan dianggap miskin apabila ia bergaya layaknya pengemis di hadapan orang, mengenakan pakaian lusuh, berpenampilan kotor, dsb.

Untuk DNA, kita punya 3 value yang harus diperhatikan :
1. Submission
Bicara mengenai penundukan diri dan ketaatan. Tuhan sendiri sudah mencontohkan hal ini dengan cara mengosongkan diriNya menjadi manusia.
Rumus baku yang berlaku : Apabila kamu mau memuridkan harus mau dimuridkan, demikian pula apabila mau memimpin harus mau dipimpin

2. Leadership
Kita harus percaya Tuhan memeprsiapakan kita untuk menjadi pemimpin. Untuk menjadi ‘lebih diatas’ kita harus berani membayar harga lebih untuk Tuhan.

3. Fruitful (menghasilkan buah)
Semua orang Kristen rumusnya harus berbuah, caranya hanya satu yang harus dituruti yaitu seperti yang tertulis di Yohanes 15 : 5
Kalau kita tidak berbuah kita akan ditebang (perumpamaan pohon Ara dari Lukas 13:6-9)

DNA to Next Level part 1


DNA goes to the next level – Anyer oleh kak Dieter

Ayat utama Matius 5 : 13

Tuhan tidak membela orang yang sudah dibuang dan diinjak -> karena yang dibuang pasti sudah tidak ada nilainya lagi/tidak berguna.

Tuhan memperingatkan : “Kalau keberadaan kamu tidak berguna di dunia, maka kamu layak dibuang” (ingat perumpamaan tentang pohon Ara yang tidak menghasilkan buah)

Untuk bisa reliable (bisa diandalkan, dibutuhkan orang), kita harus belajar tentang prioritas, karena kalau tidak kita akan kehilangan arah dan tidak bisa mengerjakan segala sesuatu dengan sungguh-sungguh.
Semua yang kita miliki dipinjamkan Tuhan (‘DIPERCAYAKAN’) untuk dipergunakan dengan baik, berarti suatu hari nanti harus dipertanggungjawabkan kepada pemilik aslinya. Nah, hal terbesar yang dipercayaka pada kita adalah WAKTU

Seringkali kita bingung tentang hal apa saja yang boleh atau tidak boleh kita lakukan (berkaitan dengan prioritas dan penggunaan ‘pinjaman’ kita dengan baik). Jawabannya ada di 1 Korintus 10 : 23.
Masalahnya bukan terletak pada benar atau salah, melainkan berguna atau tidak berguna.(dalam kaitannya dengan membangun hidup), dengan demikian hendaknya kita punya pedoman yang lebih baik dalam menyusun prioritas kita.

Tugas Kita (sekaligus bukti bahwa 2012 tidak akan kiamat)


Ibadah Pengerja Rayon 1B

Tugas Kita (sekaligus bukti bahwa 2012 tidak akan kiamat)

7 Perkara utama Yesus : Kelahiran, Pelayanan, Demonstrasi Kuasa, Penderitaan, Kematian, Kebangkitan-Kenaikan. Hal yang terakhir belum beres à kedatanganNya yang kedua.

Di Matius 24:3-14, ayat 1-13 sudah digenapi, namun yang ke 14 adalah urusan (tanggung jawab) kita.

Di Wahyu 5 dikatakan bahwa tiap suku hendaklah memiliki satu perwakilan yang percaya pada Tuhan, oleh karena itu sampai sekarang Tuhan tidak datang-datang karena apabila datang sekarang, masih banyak suku yang belum terjangkau dan tidak punya kesempatan untuk mengenal Tuhan. Itu adalah tanggung jawab kita untuk mencari ‘perwakilan’ tersebut.

Senin, 22 Oktober 2012

Menjadi Dewasa


Kebaktian DNA, 20 Oktober 2012 oleh Kak Sammy

Sebagai generasi muda yang berdiri dalam Tuhan kita harus memberi dampak pada dunia ini, strateginya adalah dengan bekerja cepat. Namun untuk bisa bekerja dengan cepat DAN BENAR, kita harus menjadi anak Tuhan yang dewasa dahulu. Pada kesempatan kali ini akan diajarkan 4 hal yang harus diperhatikan untuk tumbuh dewasa.

1. Perhatikan respon terhadap didikan. Melihat Amsal 1 : 7, segala pengetahuan yang kita dapat harus dimulai dari Tuhan. Tentu kita sebagai  percaya bahwa Allah sumber kerahiman dan maha pencipta, sehingga pengetahuan yang menentang otoritas TUhan hendaknya kita anggap salah.

2. Memperhatikan makanan yang kita konsumsi. Di Yesaya 55 : 2-3 kita diberikan menu sehat untuk perkembangan rohani kita. Sama seperti jasmani, rohani kitapun memerlukan asupan nutrisi yang tepat dan cukup untuk bertumbuh. Satu hal yang harus kita ingat adalah bahwa pertumbuhan memang tidak selalu kelihatan atau bisa dikuru, tapi akan ada satu poin tertentu dalam kehidupan kita saat kita menengok ke belakang dan sadar bahwa diri kita sekarang berbeda dengan yang dulu. Makanan selalu mempengaruhi pertumbuhan dan KEKUATAN (untuk secara aktif memerangi godaan). Selain itu, dalam memilih makanan tentunya kita mau yang fresh. Dan makanan rohani yg fresh datangnya hanya dari Tuhan.

3. Perhatikan rutinitas . Merujuk pada Hosea 8:7, yang bisa disamakan dengan pepatah “apa yang kamu tabur, apa yang kamu tuai”. Berhati-hatilah dengan apa yang kamu kerjakan secara rutin sehari-hari karena bisa mempengaruhi cara pikir kamu. Cara menghargai kasih karunia adalah dengan cara hidup didalamnya secara sungguh-sungguh. Segala sesuatu yang berhubugnan dengan KEKUATAN, dimulai dari repetisi. Semua atlit yang kuat berlatih secara rutin dan BERTAHAP dalam latihannya, bukannya hanya latihan setiap akhir pekan namun dengan beban besar, namun dibagi-bagi jadwalnya sesuai dengan kemampuan yang bisa dilakukan. Dalam merenungkan firman Tuhan kita juga harus demikian. Saat teduh rutin setiap hari tidak perlu berlama-lama, tapi jangan menumpukkan jadwal sate di akhir minggu dengan membaca  1 bagian besar dari Alkitab.

4. Ruang kita bertumbuh. Besarnya pohon yang ditanam juga tergantung seberapa besar media/tempat yang kamu gunakan untuk menanam pohon tersebut. Ingat pada 1 Korintus 15 : 33, pilihlah mana tempat bertumbuhmu yang dapat mendukung kamu. Komunitas yang baik antara lain mendukung perkembangan (baik sekuler maupun rohani) dari anggotanya, siap memberi perhatian dalam kesulitan anggotanya, dan tentunya standing in God.

Anjing Hidup diatas Singa Mati


Kebaktian DNA, 13 Oktober 2012 oleh kak Tommy

Bicara tentang pengharapan, kita berpegang pada Pengkotbah 9:4 yang berbicara bahwa ciri-ciri orang hidup adalah mempunyai pengharapan (bukannya bernafas atau bergerak). Ayat ini juga membandingkan bahwa anjing yang hidup lebih baik daripada singa yang mati. Perumpaan ini menggambarkan anjing (hewan yang  jaman dahulu dianggap penakut , namun hidup ‘dalam arti punya pengharapan’) itu lebih baik daripada singa (yang dianggap berkuasa dengan otoritas, gagah namun mati ‘dalam arti tidak punya pengharapan’) .

Kita tidak boleh menjadi dead man walking (zombie) versi Kristen, yang ibaratnya beragama Kristen tapi tidak mempunyai pengharapan (baik terhadap diri sendiri, keluarga, dan bangsa kita)

Kenapa manusia bisa hilang pengharapan? Jawabannya lengkap di Yohanes 5 : 1 – 9

Kalau kita pikirkan pakai logika, pertanyaan Yesus kedengaran bodoh. Sudah jelas semua orang yang berkumpul disitu ingin sembuh, tapi Yesus malah bertanya “Apakah kamu mau sembuh?” tentu saja kalau di dunia meme ini sudah dikategorikan “YOU DON’T SAY?”. Tapi jawaban dari si sakit lebih ngawur lagi ! Dia malah jawab “Tuhan, gue gabisa masuk ke kolam selalu keduluan” (bahasa gahulnya)

Tapi justru disini kita bisa belajar dari motif tersembunyi Tuhan ! Masalah terbesar orang sakit ini adalah kehilangan pengharapan. Motivasi awal dirinya adalah keinginan untuk sembuh, tapi karena gagal selama 38 tahun untuk masuk ke kolam tersebut, visinya mulai buyar dan malah ingin ‘MASUK KOLAM’ – bukannya sembuh. Yesus bertanya seperti itu untuk mengembalikan orang sakit tersebut ke visi sebenarnya – kesembuhan.

Kembali pada pertanyaan diatas, 3 hal yang menyebabkan manusia hilang pengharapan adalah :

1. Trauma akibat kegagalan. Cara pawang gajah menjinakkan gajah adalah dengan cara mengikat kakinya dengan rantai semenjak gajah masih bayi. Ketika gajah tersebut dewasa, ia tidak berani mencoba untuk mengangkat kakinya ketika diikat, padahal jika ia mencoba pasti ia bisa lepas. Ini akibat kondisi mentalnya yang sudah berpikir bahwa ia tidak sanggup.
Pikiran seperti ini yang harus kita buang jauh-jauh. Kalau kita gagal di hari lalu, belum tentu kita gagal lagi sekarang karena kita punya kekuatan baru dalam Kristus. Trauma sangat berbahaya baik dalam pertumbuhan duniawi dan rohani.

2. Tidak memiliki komunitas/teman. Di ayat tersebut si orang sakit berkata “tidak ada yang menurunkanku” ia duduk berusaha sendirian tanpa ada yang membantu. Andai saja ia punya teman-teman yang membantunya, mungkin saja ia sudah sembuh karena dibantu. Kitapun harus memiliki komunitas dalam bertumbuh. Tujuannya, apabila kita mulai ‘sakit’ – dalam arti ada masalah, kita punya orang-orang yang siap mendoakan kita dan memberi pemecahan masalah pada kita.
Ini sangat berguna apabila kita harus mengambil keputusan mendesak dalam ‘masa gelap’ (mood jelek, banyak masalah, dalam amarah) sebab apabila mengambil keputusan sendiri dalam masa gelap tentu keputusannya PASTI SALAH. Namun komunitas dapat memberikan kita pemecahan masalah sehingga dapat mengambil keputusan yang tepat dalam masa gelap sekalipun. Namun demikian, keputusan tetap paling baik diambil saat masa terang (kondisi senang, tidak ada amarah, tidak banyak pikiran)

3. Dia tidak mengenal karakter Allah. Ia tahu ada Allah (bahkan menyebut Yesus Tuhan) tapi tidak mengenal sifatnya. Kitapun seringkali salah persepsi terhadap sifat Tuhan. Yang paling sering terjadi adalah :
                - Menganggap bahwa Tuhan baik namun tidak mahakuasa (tidak sanggup menyembuhkan)
                Atau
-Menganggap bahwa Tuhan mahakuasa namun tidak baik (tidak mau menyembuhkan)
Dua pemikiran ini harus kita buang jauh-jauh! Tuhan kita sanggup dan mau menyembuhkan kita.

Orang sakit di kisah ini sudah terkena tiga faktor diatas, namun kehadiran Yesus mengubah dirinya. Meskipun sudah dalam kondisi tidak punya pengharapan secara total, Yesus masih mau menyembuhkannya. Kitapun harus percaya bahwa sekalipun harapan kita di dunia sudah tidak ada, masih ada Yesus yang mau memberikan pengharapan baru kepada kita, dan pengharapan baru tersebut hendaklah kita jaga baik-baik jangan sampai hilang. 


Selama 40 tahun setelah melarikan diri dari Mesir, dia sakit hati karena tidak diakui (padahal tujuan dia baik, betapa sakitnya). Ditambah lagi hidup pas-pas an (menjadi gembala) padahal sebelumnya pangeran kerajaan.

Dalam kurun waktu ini tadinya Musa berpikir bahwa Tuhan sudah meninggalkan dirinya, padahal Tuhan sendiri yang menghendaki bahwa Musa harus hidup dalam kerendahan.
Di ayat 32 dijelaskan bahwa yang membuat Musa takut adalah bahwa ia berpikir ia orang gagal (gagal karena salah menanggapi panggilan Tuhan)

Kesalahan Musa adalah begini : ia sudah menanggapi panggilan Tuhan namun caranya menanggapi itu salah. Seharusnya ia tidak perlu membunuh ! Tuhan memang menghendaki dirinya membela bangsa Israel, namun tidak pernah menginstruksikan untuk membunuh.

Kenapa Musa bisa sampai salah tanggap? Alasannya adalah karena ia punya sakit hati dengan bangsa Mesir. Selama hidup menjadi putra kesayangan Mesir setiap hari Musa melihat penderitaan bangsa Israel yang disiksa oleh Mesir sehingga ia pembunuhan yang ia lakukan adalah wujud pembalasan dendam untuk sakit hatinya selama ini. Kesimpulannya, hati yang sakit bisa membuat kita salah bertindak.

Hal terakhir yang perlu dibahas adalah kalimat Tuhan kepada Musa yang berbunyi “tanggalkan kasutmu karena tempat ini suci”, di waktu sekarang kalimat ini bisa kita interpretasikan menjadi “tinggalkan cara hidupmu yang lama untuk siap menanggapi panggilan Tuhan karena ini adalah misi penuh hikmat”.

Selasa, 16 Oktober 2012

Standar orang Kristen


Kebaktian DNA, 6 Oktober oleh Om Petrus

Hidup Kekristenan itu absolut : “you either take it or leave it”, tidak bisa setengah-setengah

Dalam setiap phase atau tahapan hidup, hendaklah dilakukan dengan sebaik-baiknya supaya dapat promosi. Apapun bidangnya, lakukan yang terbaik dan gapai goal yang sudah kamu set . (preach tgl 15 September oleh kak Erwin).

Satu tips untuk sukses dalam usaha adalah, ingat bahwa kita punya Tuhan yang bisa membuat cara kita hidup menjadi luar biasa. Jangan membatasi cara Tuhan memberkati kita hanya dengan berfokus kepada apa yang kita kerjakan sekarang. Cari cara lain dan berdoa untuk minta bimbingan.

Kalau kamu mengerjakan segalanya sungguh-sungguh untuk Tuhan, tentu Tuhan juga akan membalas denagn sungguh-sungguh.

1 Petrus 1 : 18 à sebelum kita ditebus kita milik iblis tapi sekarang kita dibayar lunas dengan harga yang nilainya infinity/tidak terhingga. Jadi, dalam bekerja kita harus diatas standar manusia yang hidupnya belum dialiri darah Kristus”

Intinya adalah sadar bahwa hidup kita ada darah Kristus sehingga standar kita selalu MORE and MORE.

Mungkinkah Hidup Kudus?


Kebaktian DNA, 29 September 2012 oleh Andy Otniel

Banyak perdebatan yang membahas tentang mungkin atau tidak hidup kudus. Pada kesempatan kali ini kak Andy menegaskan bahwa hidup kudus itu mungkin, hanya saja mau apa tidak, karena memang berat.

Namun demikian ada beberapa pertanyaan logika yang dapat membantu kita termotivasi untuk hidup kudus.
Roh tidak akan hancur, lalu kemana perginya? Jadi lebih penting menjaga kebersihan tubuh yang sementara, atau roh yang kekal?

Roti yang kamu temukan di pinggir jalan, dan roti yang dimasak fresh di hotel, mana yang akan kamu makan? Tentu yang kedua karena lebih bersih.

Lebih memilih tinggal di Zimbabwe atau Sydney? Tentunya Sydney karena lebih tentram dan bersih.

Kalau saya membuat nasi goreng dengan 10 telur, namun satu telurnya busuk, maukah kamu makan? Tentu tidak karena semuanya menjadi bau karena 1 telur yang busuk.

Berangkat dari pertanyaan-pertanyaan diatas, jawabannya selalu berujung pada “kebersihan total” karena sedikit satu noda bisa membuat semuanya menjadi tidak bersih.

Bagaimana caranya hidup kudus yang sangat susah ini?
Masalahnya kita seringkali tidak membaca ‘buku panduan’ – sama halnya seperti habis membeli gadget baru tapi tidak dibaca semua panduannya, karena merasa sudah bisa menggunakan padahal banyak petunjuk yang akan berguna dalam penerapannya.

Hal kedua yang harus diperhatikan adalah betapa sempurnanya kita sebagai manusia. Kalau kita berpandangan bahwa hidup kita buruk, itu sama saja berkata bahwa “Tuhan, kau gagal menciptakan saya”.

Lucifer saja SIRIK dengan manusia karena manusia terlalu sempurna (diciptakan Tuhan padahal sudah ada malaikat, dibuatkan taman khusus), jadi tidak ada alasan bagi kita untuk tidak mensyukuri anugerah Tuhan untuk hidup. 

Pertanyaan yang seringkali memenuhi kepala kita : mengapa manusia tidak diciptakan kudus dari awal? Kenapa pohon pengetahuan tidak dipagari saja? Kenapa ular tidak dikurung?

-          Karena manusia diberi free will dan bukan sebuah robot
-          Lalu kenapa manusia diberi free will? Karena Tuhan mau melihat siapa yang sungguh-sungguh mau kembali padanya setelah diberi kebebasan

Kemanapun kita pergi di dunia ini, pasti ada si iblis (ingat kisah Ayub)
Tuhan sudah menetapkan dari awal bahwa kesucian membawa kebahagiaan tapi pikiran ini diputarbalikkan iblis. Seringkali kita berpikir : “Sebenarnya Tuhan menghendaki kita hidup suci atau bahagia? Hidup suci kan tidak bahagia? Berarti Tuhan tidak baik donk?”

Sesungguhnya hidup tidak suci memang bahagia, tapi bahagianya semu karena hanya di dunia dan sifatnya sementara, sebaliknya untuk hidup suci tidak bahagia di dunia, tapi pada endingnya akan bahagia selamanya.
Untuk bisa hidup berkenan pada Tuhan, baca Roma 12:2, ingat bahwa Alkitab merupakan buku panduan hidup kita.

Menanggapi Panggilan Tuhan


Kebaktian DNA, 22 September 2012 oleh kak Grace

Awali dengan membaca Kisah Para Rasul 7 : 25

Waktu itu, Firaun sebagai raja menyadari bahwa Israel akan tumbuh menjadi bangsa yang kuat dan berpotensi menghancurkan kedudukan bangsa Mesir, sehingga setiap bayi laki-laki Israel dibunuh semenjak lahir. Musa pun demikian, harusnya ia dibunuh juga. Tapi ia diselamatkan.

Sama halnya seperti setan, yang terus menerus berusaha ‘membunuh’ (kerohanian) kita, karena ia tahu bahwa kita akan tumbuh luar biasa dalam Tuhan! (baca resume kebaktian DNA 15 September untuk referensi lebih lanjut). Namun tentunya kita juga harus bersyukur karena kitapun diselamatkan !

Strategi iblis itu macam-macam, ada yang mudah ‘dideteksi’ ada yang kadarnya rendah, tapi semuanya hanya bertujuan satu yaitu mematikan. Kita sebagai anak Tuhan memang sudah waspada terhadap hal-hal jahat yang tidak boleh dilakukan, tapi iblis tidak kalah pintar untuk mencari cara menjatuhkan kita lewat hal-hal yang sepertinya “okay ini tidak apa apa”

Contohnya seperti ini : Iblis dalam wujud hal-hal duniawi (seperti game dan pornografi) akan berkata dalam pikiran kita : “oh tidak apa apa kok silahkan saja ke gereja itu bagus kok, tapi jangan tinggalin aku ya Jà maksudnya selain ke gereja tolong tetap buka pornografi dan kecanduan main game.

Itu hanya satu contoh yang bisa kita ambil karena sudah sangat biasa, namun baik penulis maupun ibu Grace juga tidak bisa menerka dalam bentuk apalagi iblis akan bertindak, karena ia sangat pintar dalam menyembunyikan niat jahatnya! Masing-masing dari kita punya tanggung jawab tersendiri untuk melindungi diri dari serangan iblis yang efektif untuk diri kita. (senjata iblis berbeda beda untuk tiap kita karena kita kelemahannya berbeda-beda pula)

Kenapa Musa membela orang Israel?
1. Yang pertama adalah karena ia sudah mendapat hikmah. Waktu muda ia dianggap putra angkat Firaun sehingga pendidikannya sangat baik dan hidup dalam moral kerajaan yang sudah pasti berwibawa dan penuh kebijaksanaan.

2. Yang kedua adalah karena ia sudah menerima panggilan Tuhan. Namun demikian, saudara-saudaranya (orang Israel yang ada di Mesir) tidak mengerti makna panggilan Allah tersebut, sehingga waktu Musa membunuh orang Mesir (yang ditujukan untuk membela bangsa Israel), saudara-saudaranya tersebut malah tidak mengakui dia.

Selama 40 tahun setelah melarikan diri dari Mesir, dia sakit hati karena tidak diakui (padahal tujuan dia baik, betapa sakitnya). Ditambah lagi hidup pas-pas an (menjadi gembala) padahal sebelumnya pangeran kerajaan.

Dalam kurun waktu ini tadinya Musa berpikir bahwa Tuhan sudah meninggalkan dirinya, padahal Tuhan sendiri yang menghendaki bahwa Musa harus hidup dalam kerendahan.
Di ayat 32 dijelaskan bahwa yang membuat Musa takut adalah bahwa ia berpikir ia orang gagal (gagal karena salah menanggapi panggilan Tuhan)

Kesalahan Musa adalah begini : ia sudah menanggapi panggilan Tuhan namun caranya menanggapi itu salah. Seharusnya ia tidak perlu membunuh ! Tuhan memang menghendaki dirinya membela bangsa Israel, namun tidak pernah menginstruksikan untuk membunuh.

Kenapa Musa bisa sampai salah tanggap? Alasannya adalah karena ia punya sakit hati dengan bangsa Mesir. Selama hidup menjadi putra kesayangan Mesir setiap hari Musa melihat penderitaan bangsa Israel yang disiksa oleh Mesir sehingga ia pembunuhan yang ia lakukan adalah wujud pembalasan dendam untuk sakit hatinya selama ini. Kesimpulannya, hati yang sakit bisa membuat kita salah bertindak.

Hal terakhir yang perlu dibahas adalah kalimat Tuhan kepada Musa yang berbunyi “tanggalkan kasutmu karena tempat ini suci”, di waktu sekarang kalimat ini bisa kita interpretasikan menjadi “tinggalkan cara hidupmu yang lama untuk siap menanggapi panggilan Tuhan karena ini adalah misi penuh hikmat”.

Anak Panah di Tangan Tuhan


Kebaktian DNA, 15 September 2012 oleh kak Erwin

Merujuk pada Mazmur 127 : 4, nasib anak muda ada di tangan Tuhan, layaknya anak panah di tangan pahlawan (pahlawan = hero = penyelamat = Tuhan).

Seiring berjalannya waktu, banyak hal akan berubah, namun kita harus percaya bahwa perkataan (rencana) Tuhan tidak akan berubah. Berarti, sejak Mazmur ini ditulis sampai sekarang, semua anak muda tetap dalam genggaman Tuhan !

Di jaman dahulu sebelum tercipta senapan dan meriam, senjata unggulan untuk pertempuran jarak jauh hanyalah busur (untuk Eropa) dan crossbow (busur mekanik tentara Cina) keduanya hanya berfungsi apabila diisi dengan amunisi panah, dan satu tembakan jitu dari pemimpin mereka (biasanya jenderal atau komandan) bisa mengubah kondisi perang (“turning the tide”).

Secara kita mempercayai bahwa Yesus adalah pahlawan kita, dan belajar hari ini bahwa kita bagai anak panah, berarti kita bisa mengambil kesimpulan bahwa kita senjata andalan Yesus.

Masalahnya, seringkali kita salah membidik diri sendiri, tidak mengikuti tangan Tuhan. Kita sudah diberitahu bahwa bidikan Tuhan sebagai ‘hero’ pasti akurat dan tidak meleset, namun kita mlah sering keras hati dan menuruti keinginan sendiri.

Sebagai busur yang ada di tangan Tuhan, ingatlah selalu bahwa kita lahir dengan ‘blueprint’. Blueprint adalah denah mendetail tentang sesuatu yang dikonstruksi misalnya bangunan atau alat besar. Percayalah bahwa takdir kita juga untuk ‘besar’ – dalam arti luar biasa dan dipandang dunia, dan dalam menciptakan kita Tuhan memang sangat detail memilih kekurangan dan kelebihan kita. 

Berangkat dari fakta ini sudah selayaknya kita memiliki destiny ‘tujuan’ atau ‘target’ untuk anak panah yang dibidik oleh Tuhan. Set goals dengan berdoa dan bertanya pada Tuhan apakah ini memang yang ia kehendaki?

Dalam mengejar goal kita senantiasa ingat 1 Timotius 4 : 12.

Kamis, 11 Oktober 2012

Run to Revival

Kebaktian DNA, 25 Agustus 2012 oleh kak Effendy

Ayat pembuka Filipi 3 : 13

Disini yang dimaksud adalah bahwa tersedia hadiah di depan kita, namun ada syarat untuk mendapatkan hadiah tersebut yaitu : Meninggalkan apa yang ada dibelakang kita.

Kita harus berani berkata begini pada setan :
“Eh setan, tidak usah ngungkit ngungkit masa lalu gue, SEKARANG fokus gue buat Tuhan. Dia uda menghapuskan kesalahan gue dan memperbaharui gue. Jadi ga ada alasan buat gue untuk malu atau minder jadi pelayan dia. Now, go away !”

Lebih lanjut –> Ef 4:22-24

Kalau Yesus datang kita harus bersukacita, tidak perlu memikirkan hal hal lain yang didunia karena itu semua akan ditinggal ‘dibelakang’. Kita harus fokus terhadap apa yang ada di depan kita (maksudnya fokus untuk masuk ke dalam kesempurnaan dalam Kristus – yang harus kita gapai suatu waktu nanti) dan bukan malah peduli dengan sekitar kita yang posisinya ‘akan dibelakang’

Selasa, 09 Oktober 2012

Siapa sih kamu?


Kebaktian DNA, 4 Agustus 2012 oleh

Dari generasi ke generasi, Tuhan memakai orang yang <em>rindu dipakai</em>. Tuhan selalu mulai dari individu-individu dan bukan dari suatu sistem.

Namun, terkadang orang yang sudah dipilih malah menolak

Bacaan referensi : Keluaran 3 : 10-12, dilanjutkan 4:1-4

Kita lihat timeline hidup Musa yang saat kepergiannya berumur 102 tahun.

*40 tahun pertama : dididik di istana Firaun sehingga sangat cerdas dan penuh hikmat, diperlakukan layaknya putra kerajaan, sekolah tinggi dan hidup berkecukupan

*40 tahun selanjutnya : Karena kecelakaan ia membunuh seorang Mesir, ia tinggal di padang gurun menjadi gembala karena takut ditangkap. Ini akibat kesalahannya bertindak karena ia tidak bertanya Tuhan dulu "apa yang harus saya lakukan?" namun dengan percaya diri malah langsung bertindak karena ia berpikir itu baik, padahal sebenarnya Tuhan punya jalan lain.

Waktu Tuhan mulai menampakkan dirinya (lewat semak belukar), Musa bertanya "Siapakah aku ini Tuhan (sampai sampai engkau memanggilku)?"

Namun jawaban Tuhan kedengaran 'tidak nyambung', sebab Ia malah menjawab "Bukankah aku menyertai engkau?"

Arti jawaban Tuhan apabila kita interpretasikan adalah demikian : Tuhan tidak peduli siapa kita (lahir dimana, statusnya apa, hidupnya bagaimana), yang penting adalah "kalau aku (Tuhan) menyertai engkau, aku tidak peduli dengan hal-hal lainnya."

Selain itu Tuhan juga menyebutkan "Abraham Ishak Yakub" bukan hanya dalam kesempatan ini namun juga dalam kisah lainnya. Apa sih maksudnya? Hal ini merujuk pada <strong>PERJANJIAN </strong>yang sudah diikat dengan nenek moyang kita sejak lama.

Dari perjanjian lama sampai perjanjian baru Tuhan tidak pernah lupa soal janjinya, jadi sampai sekarang pun Ia tak mungkin lupa. Malah sebenarnya, kita yang lupa bahwa kita berjanji pada Tuhan!

Pakailah talentamu untuk menunjukkan kemuliaan Tuhan. Sama seperti waktu Musa menggunakan tongkatnya bukan untuk dirinya sendiri tapi utnuk menunjukkan kemuliaan Allah di depan Firaun dan rakyat Israel.

Senin, 08 Oktober 2012

Our Generation

Kebaktian DNA, 23 Juni 2012 oleh kak Chris

Bacaan awal : Ibrani 11:7

Kita sebagai generasi muda punya tuntutan : yaitu membawa dampak

Namun dampak apa? bagaimana caranya? dalam bentuk apa?

Banyak yang salah mengartikan definisi 'dampak' ini sehingga dalam mewujudkannya menggunakan cara yang salah sehingga berakhir sesat.

Tidak bisa dipungkiri lagi bahwa Lady Gaga pun membawa dampak di dunia musik modern, tapi apakah dampak tersebut baik dan bermanfaat bagi kemuliaan Tuhan?

Merujuk pada 1 Korintus 10:23, dan Roma 14:19,
sebenarnya semua hal diperbolehkan Allah (untuk dilakukan)

TAPI

Apakah berguna?
Apakah berdampak baik?

Membaca kisah Daud dan Goliath di 1 Samuel 17-20, kita melihat banyak orang-orang yang hanya bertahan di comfort zone seperti tentara Israel yang hanya berani bertahan di garis aman (perbatasan Goliath dan tentara Israel). Namun Daud berani keluar dari 'comfort zone' tersebut dan mengalahkan apa yang ada di luarnya.

Untuk bisa menjadi seperti Daud yang berani menentang masalah diluar zona nyaman kita, ada 3 hal yang harus dilakukan :
1. Kita harus mengenal Tuhan kita
Ketika Saul ragu untuk mengijinkannya maju berperang, Daud dengan percaya diri berkata ia punya Tuhan yang hidup yang akan mendampinginya untuk menang. Kita juga harus percaya akan hal ini.

2. Kita harus mengenal diri sendiri
Daud tahu potensi dirinya. Ia sadar ia seorang gembala yang tidak terlatih sebagai seorang tentara, namun punya kemampuan untuk "menghajar beruang dan memukul singa". Sehingga ia tidak mau dilatih untuk berperang seperti tentara lainnya.

3. Kita harus mengenali SENJATA kita
Daud menolak baju perang dan pedang yang diberikan Saul, dan sebaliknya malah memilih menggunakan ketapel dan batu kali. Generasi kita tidak sama seperti generasi sebelum kita. Kita harus mengenali senjata apa yang cocok untuk waktu kita dan diri kita sendiri.
contoh nyata : kebaktian youth berbeda dengan kebaktian umum karena generasi muda lebih enerjik dan meluap sehingga pilihan lagunya disesuaikan

Relationship – Jaringan dan Cara yang Tepat

Kebaktian DNA, 16 Juni 2012 Kak David Ditter “Relationship” Mengacu pada Amsal 12: 26, salah satu hal yang mempengaruhi masa depan kita adalah : siapa saja orang yang kita ijinkan masuk dalam hidup kita. Suatu quote yang berharga untuk pembahasan ini adalah : “The greatest gift is a gift of access” Mari lihat 2 Tawarikh 20 : 31. Disini diceritakan kejatuhan Yosafat karena ia bersekutu dengan orang fasik, maka perbuatannya digagalkan Tuhan. Padahal sebelumnya ia hidup penuh berkat karena melakukan apa yang berkenan di hadapan Tuhan. Namun karena ‘salah gaul’ maka endingnya pun buruk. Mazmur 1 : 1-3 mengajarkan kita kunci untuk SELALU BERHASIL : Tidak berjalan menurut nasihat orang fasik, tidak berdiri di jalan orang berdosa, tidak duduk dalam kumpulan pencemooh, dan sebaliknya malah merenungkan Taurat Tuhan. 3 ayat tersebut hendaknya memberi insight tentang apa yang dikatakan Tuhan tentang hubungan, dan sekarang kita masuk pada praktek konkrit dalam kehidupan kita. Kak Ditter membagi tahap perkenalan sosial menjadi 4 tahap yang seharusnya diikuti untuk masuk dalam hubungan yang sukses dan baik dimata Tuhan. 1. Tahap pertama : melihat tampak luarnya . contoh = orangnya berpakaian rapi, sepertinya ia golongan terpelajar. 2. Tahap kedua : Mulai berkontak dan memperhatikan tingkah lakunya. Setelah terlibat dalam pembicaraan, analisa pribadinya. Apakah ia perhatian dengan dirinya dan tingkah lakunya? Hemat kah orangnya atau sangat hedon? 3. Tahap ketiga : Menjalin pertemanan. Disini saya (penulis )juga bingung tentang apa yang dimaksud kak Ditter. Biasanya kita mengenal orang dalam tahap pertemanan, namun rupanya berdasarkan firman kak Ditter tidak menyarankan kita untuk langsung berteman dengan orang sebelum kita tahu sifatnya (yang kita uji di tahap kedua). Tapi sungguh urutan ini yang benar. Apabila kita sudah tau kalau calon teman kita orangnya pelit dan hedon, tidakkah kita takut untuk berteman dengannya? Bisa-bisa ia minta ditraktir terus (contoh doank loh) 4. Tahap empat : Intimacy . Tahap keempat ini yang bukan main main lagi, intimasi berarti sudah SIAP MEMBUAT KOMITMEN (baca : PACARAN maksudnya). Jadi pacaran harus melalui 3 tahapan dahulu, yang seringkali dilongkapi anak-anak jaman sekarang karena terlalu ‘nafsuan’. Dimanapun dari 4 tahap diatas, kalau kita sudah merasa bahwa hubungan dengan orang tersebut tidak membawa keuntungan, lebih baik tidak usah diteruskan ! Keuntungan yang dimaksud disini bukannya keuntungan secara duniawi (misalnya : suka ditraktir) tapi keuntungan yang dimaksud disini adalah “untuk menghasilkan buah-buah rohani” – sebuah keuntungan yang logis dan masuk akal di matanya Tuhan ! (baca rangkuman ibadah 9 Juni 2012 oleh Kak Yafet tentang akal Tuhan). Semua yang ada di dunia ini tidak akan berfungsi apabila berdiri sendiri, maka dari itu untuk menjalin hubungan,relasi, dan koneksi adalah baik adanya, apabila kita memilih ‘jaringan’ yang tepat untuk membangun hubungan kita.

Mengenal Ibadah yang Sejati

Kebaktian DNA, 9 Juni 2012 oleh Kak Yafet Ibadah yang sejati berasal dari bahasa asing “Logicos Latrio” yang berarti Reasonable Service. Yang dimaksud dengan Reasonable Service ini adalah : 1. Ibadah yang ‘masuk’ di akalnya Tuhan 2. Ada sesuatu yang dikorbankan 3. Tindakan real bukan hanya doa. Ibadah yang masuk di akalnya Tuhan berarti bahwa apa yang kita lakukan memang apa yang sudah di expect Tuhan untuk kita lakukan sebagai anaknya. Kita memenuhi ekspektasi Tuhan yang berspekulasi bahwa kita melakukan hal yang MENURUT TUHAN masuk akal, bukan menurut manusia masuk akal. Ada sesuatu yang dikorbankan bukan berarti kita harus mengorbankan persembahan yang berat-berat seperti domba pada jaman perjanjian lama, atau bahkan uang di jaman sekarang. Sesuatu yang dikorbankan bisa saja merujuk pada waktu dan energi. Di jaman sekarang waktu dan energi bahkan bisa dinilai sangat berharga-setara dengan uang. Rela datang untuk berdoa dalam persekutuan, mengorbankan sedikit waktu belajar untuk bicara dengan Tuhan, dan masih menyempatkan diri untuk membaca Alkitab disaat pulang malam, semuanya itu sudah menjadi pengorbanan yang berharga di mata Tuhan. Tindakan real sepertinya sudah menjadi hal yang berkali kali ditekankan oleh orang-orang beriman, bahwa iman tanpa tindakan adalah mati, dan firman yang hanya disimpan namun tidak disebarkan akan mati juga (lihat resume 2 Juni 2012 untuk pembahasan yang lebih mendalam). Kita semua memang melakukan ibadah sampai hari ini, baik di keluarga, di sekolah, tempat kerja, dan lain-lainnya dalam tingkat yang berbeda-beda. Namun seberapa dekat kualitas ibadah kita untuk menjadi sejati? Tidak ada yang berkata bahwa kita harus menjalani ibadah yang PURE sejati secara langsung, semua pun melalui proses yang diberikan oleh Allah sendiri. Namun demikian hendaklah kita senantiasa melatih diri untuk semakin mendekati tingkat sejati tersebut karena sebenarnya ibadah yang sejati itu sulit untuk dijalani. Alasannya : 1. Tidak semua dari kita mengenal Tuhan kita secara intim, sehingga kita tidak bisa mengerti akal sehat Bapa kita sendiri. Akibatnya kitapun tidak bisa menilai sendiri apakah ibadah kita sudah masuk di akalnya Tuhan. Membaca firman dan berdoa (pelayanan vertikal) adalah solusi untuk mengenal Tuhan lebih dekat lagi. 2. Pengorbanan yang sebenarnya ringan seperti energi dan waktu pada jaman dahulu telah menjadi sangat mahal di masa sekarang. Sanggupkah kita mengorbankanNya untuk meningkatkan level ibadah kita? 3. Hidup di lingkungan dunia yang makin ‘sakit’ dan kompleks tentunya membuat kita takut untuk bertindak nyata dalam mewujudkan kesejatian iman kita. Dengan bantuan Tuhan dan Roh Kudus, hendaknya kita menyingkirkan perasaan takut kita dan berani untuk menjadi Firman Hidup bagi lingkungan sekitar kita.

Buah Buah yang Harus Dihasilkan

Kebaktian DNA, 2 Juni 2012 Pak Yosua Yohanes 15 : 1-8 Pohon anggur, pohon apel, pohon mangga, pohon jeruk, dan pikirkan semua pohon pohon lainnya. Mereka berdiri tinggi, kokoh, dengan batang kuat, daun indah, akar yang berpegang kuat. Tapi apa yang kamu nikmati dari mereka? Apa yang kamu “taste” dari mereka? Of course buahnya bukan? Sama seperti kita orang Kristiani. Kita mungkin berdiri tinggi dipandang sebagai manusia dengan iman. Kita kokoh dalam percobaan, hidup kita indah dan berakar kuat pada firman Tuhan. Tapi sudahkah hidup Kristiani kita membawa rasa pada orang lain? Sama seperti pohon, kita pun harus menghasilkan buah yang bisa memberi rasa pada orang lain, rasa yang ketika orang lain mencoba, akan langsung berpikir “wah enak sekali rasanya, jadi begini rasanya (hidup dalam ke Kristenan)” But how? Buah apa saja yang harus kita produksi? Apakah buah strawberry atau blackberry? Alkitab mencatat ada 3 buah utama yang harus kita hasilkan 1. Buah Pertobatan (dalam Matius 3:8) Yohanes tidak mau membaptis orang Farisi dan Saduki sebelum mereka bertobat. Ular beludak (atau dalam bahasa Inggris Cockatrice-makhluk mengerikan yg sering menjadi monster dalam game2 modern) digambarkan sebagai iblis. Di Perikop ini dijelaskan bahwa untuk menghasilkan buah (yang baik) terlebih dahulu harus diawali dengan pertobatan, sama halnya seperti pohon yang penuh dengan rayap, tentu harus dibersihkan dahulu atau dia akan menghasilkan buah-buah yang rusak, dan lama kelamaan tentunya malah akan ditebang (ayat 10). 2. Buah Roh (dalam Galatia 5:22) Disini dijelaskan sifat kontradiksi dalam roh. Roh itu satu atau sembilan? Kalau kita perhatikan baik-baik ayat 22 berbunyi : “tetapi BUAH roh ialah…” dan BUKAN seperti ini : “tetapi BUAH-BUAH roh ialah…” nah disini jelas sekali bahwa sifat kata buah yang dijelaskan bukan plural melainkan hanya satu, tetapi hadir dalam 9 rasa/flavour. Apa maksudnya? Supaya manusia tidak bisa mengelak bahwa “saya sudah mempunyai 3 buah roh tapi 6 sisanya nanti dulu ya” Jadi manusia hanya bisa berkata :”saya SUDAH (atau BELUM )menghasilkan buah roh”. Apabila ia sudah memiliki buah roh ini hendaklah dia mem-possess semua 9 rasa yang dihasilkan yaitu kasih, sukacita, damai sejahtera, kesabaran, kemurahan, kebaikan, kesetiaan, kelemahlembutan, dan penguasaan diri. It is ALL or NONE. (semua atau tidak sama sekali) 3. Buah Pelayanan Ada 2 jenis pelayanan yang bisa dilakukan oleh semua orang. 1. Pelayanan Vertikal (sifatnya ‘menuju keatas’, membawa diri kita pada yang di atas) = doa 2. Pelayanan horizontal (sifatnya ‘sederajat’ melayani yang setingkat dengan kita = manusia) Hal ini tentu lebih sulit daripada jenis pertama, namun percayalah bahwa Tuhan pasti memberi kesempatan kita dalam kehidupan sehari-hari. Mintalah kesempatan dan kekuatan pada Tuhan untuk melakukan hal ini maka ia pasti dengan senang hati akan memberikan. Tetapi ingat lakukanlah dengan sungguh-sungguh dan jangan menyia-nyiakan kesempatan yang sudah diberikan’ Ada beberapa penekanan berkenaan dengan usaha untuk menghasilkan 3 buah diatas : 1. Ranting hanya berbuah apabila menempel pada batangnya. Ini berarti bahwa kita harus selalu berada DIDALAM Tuhan, atau kita akan kehilangan segala sumber ‘nutrisi’ rohani kita dan kekuatan hidup kita. (coba putuskan ranting dari batang pohon, bisa apa lagi itu ranting?) 2. Pembersihan dan Pengudusan. Berhati hatilah terhadap ragi dunia. Kalau kita terkena ragi dunia pasti kita akan berhenti berbuah. Bukan berarti bahwa semua yang ada di dunia tidak baik, namun hendaklah kita memisahkan apa yang membangun kita dan yang menjatuhkan kita. 3. Belajar untuk mengandalkan Tuhan dalam segala hal, dan yakin dengan diri sendiri karena Tuhan ada di dalam kita. Mengusir setan, menyembuhkan orang sakit, mewartakan firman, percayalah bahwa kita bisa melakukan semua itu karena kita punya iman dalam Kristus. Taat dan setia adalah kuncinya.

Stay connected, stay strong

Berhalangan datang ke DNA? Penasaran ama firman yang dibawakan?

Fear not, dengan hadirnya blog ini, bidang dokumentasi akan mengarsip dan mempublikasikan setiap sesi yang dibawakan dalam kebaktian DNA setiap minggu. Jadi kamu tidak akan ketinggalan update info yang disampaikan sesi tersebut apalagi sharing-sharing dari preacher yang pasti oke banget.

Kami juga menyadari bahwa banyak dari kita yang mungkin tempat tinggalnya jauh dari Puri sehingga akan sedikit sulit untuk datang rutin ke kebaktian. Kolom ini akan menjadi sarana supaya keluarga besar DNA bisa terus saling menguatkan tanpa terbatas oleh faktor geografis.

Arsip paling awal akan dimulai dari 2 Juni 2012.

Jika kamu hobi menulis dan ingin berpartisipasi dalam kolom arsip ini, atau ingin memberikan kritik dan saran terhadap tulisan, silahkan hubungi bidang dokumentasi sebelum kebaktian dimulai atau kirim email ke asiaril@ymail.com dengan subjek "bidang dokumentasi"

Cheers and stay blessed