Sabtu, 24 November 2012

Hak dan Kewajiban


Kebaktian umum, pelayanan perdana DNA di ibadah umum

2 Korintus 3 : 15-17
Manusia diciptakan Allah menurut gambar dan rupa. Alkitab mencatat perkataan Allah ketika hendak menciptakan manusia : “hendaklah kita menjadikan manusia menurut rupa kita”

Kita diperlengkapi Tuhan dengan segala kelebihan untuk perbuatan baik (karena rupa ‘kita’ yang dirujuk Tuhan adalah ia dan malaikat-malaikat penghuni kerajaan Allah)

Gambar-gambar rupa Allah yang ia gambarkan antara lain :
1. Hak menikmati Allah (segala kasih karunia dan rahmatNya)
2. Kewajiban memuliakan Allah

Hak dan kewajiban ini tergambar dari “boleh” dan “jangan” di kisah Adam dan Hawa
Karena kita berasal dari Allah, maka yang harus jadi standar hidup kita dalam menjalani hidup adalah dan HANYA firman Allah (baca Preach om Petrus tanggal 6 Oktober tentang standar)

Keselamatan dari Tuhan itu “sudah dan belum terjadi” – dalam arti kita sudah dianugerahi ketika kita menerima Yesus sebagai juruselamat kita, namun masih harus kita perjuangkan dalam hidup kita dengan cara menyelesaikan hak dan kewajiban kita di dunia ini. (Filipi 2 : 12)

Alasannya, waktu kita menerima Tuhan Yesus sebagai juru selamat kita tidak langsung berpulang kepada Bapa, yang berarti kita masih harus menggenapi tugas kita di bumi ini.
Kalau begitu kenapa tidak bertobat ketika sudah diujung ajal saja?
1. Kita tidak tahu kapan jadwal berpulang kita
2. Standar hidup kita menjadi rendah kalau seperti itu, iman kita levelnya rendah saat berpulang

Di 2 Timotius 3 ada kata “menuntun” . Kata “menuntun” ini merujuk pada suatu kehendak Allah supaya kita berjalan (suatu perjalanan).  Kata menuntun berbeda dengan menunjukkan. Orang yang dituntun pasti sedang berjalan menuju suatu tempat bersama orang yang menuntunnya (Tuhan kita). Hal ini menunjukkan bahwa kita masih berjalan di jalan kebenaran Tuhan.
Setiap orang diperlengkapi untuk suatu perjalanan. Tapi apa perlengkapannya? Jawabannya ada di ayat 16 : “Tulisan yang diilhamkan Allah”

Tidak ada komentar:

Posting Komentar