Kebaktian DNA, 22 September 2012 oleh kak Grace
Awali dengan membaca Kisah Para Rasul 7 : 25
Waktu itu, Firaun sebagai raja menyadari bahwa Israel akan
tumbuh menjadi bangsa yang kuat dan berpotensi menghancurkan kedudukan bangsa
Mesir, sehingga setiap bayi laki-laki Israel dibunuh semenjak lahir. Musa pun
demikian, harusnya ia dibunuh juga.
Tapi ia diselamatkan.
Sama halnya seperti setan, yang terus menerus berusaha
‘membunuh’ (kerohanian) kita, karena ia tahu bahwa kita akan tumbuh luar biasa
dalam Tuhan! (baca resume kebaktian DNA 15 September untuk referensi lebih
lanjut). Namun tentunya kita juga harus bersyukur karena kitapun diselamatkan !
Strategi iblis itu macam-macam, ada yang mudah ‘dideteksi’
ada yang kadarnya rendah, tapi semuanya hanya bertujuan satu yaitu mematikan.
Kita sebagai anak Tuhan memang sudah waspada terhadap hal-hal jahat yang tidak
boleh dilakukan, tapi iblis tidak kalah pintar untuk mencari cara menjatuhkan
kita lewat hal-hal yang sepertinya “okay ini tidak apa apa”
Contohnya seperti ini : Iblis dalam wujud hal-hal duniawi
(seperti game dan pornografi) akan berkata dalam pikiran kita : “oh tidak apa
apa kok silahkan saja ke gereja itu bagus kok, tapi jangan tinggalin aku ya J” à maksudnya selain ke
gereja tolong tetap buka pornografi dan kecanduan main game.
Itu hanya satu contoh yang bisa kita ambil karena sudah
sangat biasa, namun baik penulis maupun ibu Grace juga tidak bisa menerka dalam
bentuk apalagi iblis akan bertindak, karena ia sangat pintar dalam
menyembunyikan niat jahatnya! Masing-masing dari kita punya tanggung jawab
tersendiri untuk melindungi diri dari serangan iblis yang efektif untuk diri
kita. (senjata iblis berbeda beda untuk tiap kita karena kita kelemahannya
berbeda-beda pula)
Kenapa Musa membela orang Israel?
1. Yang pertama adalah karena ia sudah mendapat hikmah.
Waktu muda ia dianggap putra angkat Firaun sehingga pendidikannya sangat baik
dan hidup dalam moral kerajaan yang sudah pasti berwibawa dan penuh
kebijaksanaan.
2. Yang kedua adalah karena ia sudah menerima panggilan
Tuhan. Namun demikian, saudara-saudaranya (orang Israel yang ada di Mesir)
tidak mengerti makna panggilan Allah tersebut, sehingga waktu Musa membunuh
orang Mesir (yang ditujukan untuk membela bangsa Israel), saudara-saudaranya
tersebut malah tidak mengakui dia.
Selama 40 tahun setelah melarikan diri dari Mesir, dia sakit
hati karena tidak diakui (padahal tujuan dia baik, betapa sakitnya). Ditambah
lagi hidup pas-pas an (menjadi gembala) padahal sebelumnya pangeran kerajaan.
Dalam kurun waktu ini tadinya Musa berpikir bahwa Tuhan
sudah meninggalkan dirinya, padahal Tuhan sendiri yang menghendaki bahwa Musa
harus hidup dalam kerendahan.
Di ayat 32 dijelaskan bahwa yang membuat Musa takut adalah
bahwa ia berpikir ia orang gagal (gagal karena salah menanggapi panggilan
Tuhan)
Kesalahan Musa adalah begini : ia sudah menanggapi panggilan
Tuhan namun caranya menanggapi itu salah. Seharusnya ia tidak perlu membunuh !
Tuhan memang menghendaki dirinya membela bangsa Israel, namun tidak pernah
menginstruksikan untuk membunuh.
Kenapa Musa bisa sampai salah tanggap? Alasannya adalah
karena ia punya sakit hati dengan bangsa Mesir. Selama hidup menjadi putra
kesayangan Mesir setiap hari Musa melihat penderitaan bangsa Israel yang
disiksa oleh Mesir sehingga ia pembunuhan yang ia lakukan adalah wujud
pembalasan dendam untuk sakit hatinya selama ini. Kesimpulannya, hati yang sakit bisa membuat kita salah
bertindak.
Hal terakhir yang perlu dibahas adalah kalimat Tuhan kepada
Musa yang berbunyi “tanggalkan kasutmu karena tempat ini suci”, di waktu
sekarang kalimat ini bisa kita interpretasikan menjadi “tinggalkan cara hidupmu
yang lama untuk siap menanggapi panggilan Tuhan karena ini adalah misi penuh
hikmat”.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar