Senin, 22 Oktober 2012

Menjadi Dewasa


Kebaktian DNA, 20 Oktober 2012 oleh Kak Sammy

Sebagai generasi muda yang berdiri dalam Tuhan kita harus memberi dampak pada dunia ini, strateginya adalah dengan bekerja cepat. Namun untuk bisa bekerja dengan cepat DAN BENAR, kita harus menjadi anak Tuhan yang dewasa dahulu. Pada kesempatan kali ini akan diajarkan 4 hal yang harus diperhatikan untuk tumbuh dewasa.

1. Perhatikan respon terhadap didikan. Melihat Amsal 1 : 7, segala pengetahuan yang kita dapat harus dimulai dari Tuhan. Tentu kita sebagai  percaya bahwa Allah sumber kerahiman dan maha pencipta, sehingga pengetahuan yang menentang otoritas TUhan hendaknya kita anggap salah.

2. Memperhatikan makanan yang kita konsumsi. Di Yesaya 55 : 2-3 kita diberikan menu sehat untuk perkembangan rohani kita. Sama seperti jasmani, rohani kitapun memerlukan asupan nutrisi yang tepat dan cukup untuk bertumbuh. Satu hal yang harus kita ingat adalah bahwa pertumbuhan memang tidak selalu kelihatan atau bisa dikuru, tapi akan ada satu poin tertentu dalam kehidupan kita saat kita menengok ke belakang dan sadar bahwa diri kita sekarang berbeda dengan yang dulu. Makanan selalu mempengaruhi pertumbuhan dan KEKUATAN (untuk secara aktif memerangi godaan). Selain itu, dalam memilih makanan tentunya kita mau yang fresh. Dan makanan rohani yg fresh datangnya hanya dari Tuhan.

3. Perhatikan rutinitas . Merujuk pada Hosea 8:7, yang bisa disamakan dengan pepatah “apa yang kamu tabur, apa yang kamu tuai”. Berhati-hatilah dengan apa yang kamu kerjakan secara rutin sehari-hari karena bisa mempengaruhi cara pikir kamu. Cara menghargai kasih karunia adalah dengan cara hidup didalamnya secara sungguh-sungguh. Segala sesuatu yang berhubugnan dengan KEKUATAN, dimulai dari repetisi. Semua atlit yang kuat berlatih secara rutin dan BERTAHAP dalam latihannya, bukannya hanya latihan setiap akhir pekan namun dengan beban besar, namun dibagi-bagi jadwalnya sesuai dengan kemampuan yang bisa dilakukan. Dalam merenungkan firman Tuhan kita juga harus demikian. Saat teduh rutin setiap hari tidak perlu berlama-lama, tapi jangan menumpukkan jadwal sate di akhir minggu dengan membaca  1 bagian besar dari Alkitab.

4. Ruang kita bertumbuh. Besarnya pohon yang ditanam juga tergantung seberapa besar media/tempat yang kamu gunakan untuk menanam pohon tersebut. Ingat pada 1 Korintus 15 : 33, pilihlah mana tempat bertumbuhmu yang dapat mendukung kamu. Komunitas yang baik antara lain mendukung perkembangan (baik sekuler maupun rohani) dari anggotanya, siap memberi perhatian dalam kesulitan anggotanya, dan tentunya standing in God.

Anjing Hidup diatas Singa Mati


Kebaktian DNA, 13 Oktober 2012 oleh kak Tommy

Bicara tentang pengharapan, kita berpegang pada Pengkotbah 9:4 yang berbicara bahwa ciri-ciri orang hidup adalah mempunyai pengharapan (bukannya bernafas atau bergerak). Ayat ini juga membandingkan bahwa anjing yang hidup lebih baik daripada singa yang mati. Perumpaan ini menggambarkan anjing (hewan yang  jaman dahulu dianggap penakut , namun hidup ‘dalam arti punya pengharapan’) itu lebih baik daripada singa (yang dianggap berkuasa dengan otoritas, gagah namun mati ‘dalam arti tidak punya pengharapan’) .

Kita tidak boleh menjadi dead man walking (zombie) versi Kristen, yang ibaratnya beragama Kristen tapi tidak mempunyai pengharapan (baik terhadap diri sendiri, keluarga, dan bangsa kita)

Kenapa manusia bisa hilang pengharapan? Jawabannya lengkap di Yohanes 5 : 1 – 9

Kalau kita pikirkan pakai logika, pertanyaan Yesus kedengaran bodoh. Sudah jelas semua orang yang berkumpul disitu ingin sembuh, tapi Yesus malah bertanya “Apakah kamu mau sembuh?” tentu saja kalau di dunia meme ini sudah dikategorikan “YOU DON’T SAY?”. Tapi jawaban dari si sakit lebih ngawur lagi ! Dia malah jawab “Tuhan, gue gabisa masuk ke kolam selalu keduluan” (bahasa gahulnya)

Tapi justru disini kita bisa belajar dari motif tersembunyi Tuhan ! Masalah terbesar orang sakit ini adalah kehilangan pengharapan. Motivasi awal dirinya adalah keinginan untuk sembuh, tapi karena gagal selama 38 tahun untuk masuk ke kolam tersebut, visinya mulai buyar dan malah ingin ‘MASUK KOLAM’ – bukannya sembuh. Yesus bertanya seperti itu untuk mengembalikan orang sakit tersebut ke visi sebenarnya – kesembuhan.

Kembali pada pertanyaan diatas, 3 hal yang menyebabkan manusia hilang pengharapan adalah :

1. Trauma akibat kegagalan. Cara pawang gajah menjinakkan gajah adalah dengan cara mengikat kakinya dengan rantai semenjak gajah masih bayi. Ketika gajah tersebut dewasa, ia tidak berani mencoba untuk mengangkat kakinya ketika diikat, padahal jika ia mencoba pasti ia bisa lepas. Ini akibat kondisi mentalnya yang sudah berpikir bahwa ia tidak sanggup.
Pikiran seperti ini yang harus kita buang jauh-jauh. Kalau kita gagal di hari lalu, belum tentu kita gagal lagi sekarang karena kita punya kekuatan baru dalam Kristus. Trauma sangat berbahaya baik dalam pertumbuhan duniawi dan rohani.

2. Tidak memiliki komunitas/teman. Di ayat tersebut si orang sakit berkata “tidak ada yang menurunkanku” ia duduk berusaha sendirian tanpa ada yang membantu. Andai saja ia punya teman-teman yang membantunya, mungkin saja ia sudah sembuh karena dibantu. Kitapun harus memiliki komunitas dalam bertumbuh. Tujuannya, apabila kita mulai ‘sakit’ – dalam arti ada masalah, kita punya orang-orang yang siap mendoakan kita dan memberi pemecahan masalah pada kita.
Ini sangat berguna apabila kita harus mengambil keputusan mendesak dalam ‘masa gelap’ (mood jelek, banyak masalah, dalam amarah) sebab apabila mengambil keputusan sendiri dalam masa gelap tentu keputusannya PASTI SALAH. Namun komunitas dapat memberikan kita pemecahan masalah sehingga dapat mengambil keputusan yang tepat dalam masa gelap sekalipun. Namun demikian, keputusan tetap paling baik diambil saat masa terang (kondisi senang, tidak ada amarah, tidak banyak pikiran)

3. Dia tidak mengenal karakter Allah. Ia tahu ada Allah (bahkan menyebut Yesus Tuhan) tapi tidak mengenal sifatnya. Kitapun seringkali salah persepsi terhadap sifat Tuhan. Yang paling sering terjadi adalah :
                - Menganggap bahwa Tuhan baik namun tidak mahakuasa (tidak sanggup menyembuhkan)
                Atau
-Menganggap bahwa Tuhan mahakuasa namun tidak baik (tidak mau menyembuhkan)
Dua pemikiran ini harus kita buang jauh-jauh! Tuhan kita sanggup dan mau menyembuhkan kita.

Orang sakit di kisah ini sudah terkena tiga faktor diatas, namun kehadiran Yesus mengubah dirinya. Meskipun sudah dalam kondisi tidak punya pengharapan secara total, Yesus masih mau menyembuhkannya. Kitapun harus percaya bahwa sekalipun harapan kita di dunia sudah tidak ada, masih ada Yesus yang mau memberikan pengharapan baru kepada kita, dan pengharapan baru tersebut hendaklah kita jaga baik-baik jangan sampai hilang. 


Selama 40 tahun setelah melarikan diri dari Mesir, dia sakit hati karena tidak diakui (padahal tujuan dia baik, betapa sakitnya). Ditambah lagi hidup pas-pas an (menjadi gembala) padahal sebelumnya pangeran kerajaan.

Dalam kurun waktu ini tadinya Musa berpikir bahwa Tuhan sudah meninggalkan dirinya, padahal Tuhan sendiri yang menghendaki bahwa Musa harus hidup dalam kerendahan.
Di ayat 32 dijelaskan bahwa yang membuat Musa takut adalah bahwa ia berpikir ia orang gagal (gagal karena salah menanggapi panggilan Tuhan)

Kesalahan Musa adalah begini : ia sudah menanggapi panggilan Tuhan namun caranya menanggapi itu salah. Seharusnya ia tidak perlu membunuh ! Tuhan memang menghendaki dirinya membela bangsa Israel, namun tidak pernah menginstruksikan untuk membunuh.

Kenapa Musa bisa sampai salah tanggap? Alasannya adalah karena ia punya sakit hati dengan bangsa Mesir. Selama hidup menjadi putra kesayangan Mesir setiap hari Musa melihat penderitaan bangsa Israel yang disiksa oleh Mesir sehingga ia pembunuhan yang ia lakukan adalah wujud pembalasan dendam untuk sakit hatinya selama ini. Kesimpulannya, hati yang sakit bisa membuat kita salah bertindak.

Hal terakhir yang perlu dibahas adalah kalimat Tuhan kepada Musa yang berbunyi “tanggalkan kasutmu karena tempat ini suci”, di waktu sekarang kalimat ini bisa kita interpretasikan menjadi “tinggalkan cara hidupmu yang lama untuk siap menanggapi panggilan Tuhan karena ini adalah misi penuh hikmat”.

Selasa, 16 Oktober 2012

Standar orang Kristen


Kebaktian DNA, 6 Oktober oleh Om Petrus

Hidup Kekristenan itu absolut : “you either take it or leave it”, tidak bisa setengah-setengah

Dalam setiap phase atau tahapan hidup, hendaklah dilakukan dengan sebaik-baiknya supaya dapat promosi. Apapun bidangnya, lakukan yang terbaik dan gapai goal yang sudah kamu set . (preach tgl 15 September oleh kak Erwin).

Satu tips untuk sukses dalam usaha adalah, ingat bahwa kita punya Tuhan yang bisa membuat cara kita hidup menjadi luar biasa. Jangan membatasi cara Tuhan memberkati kita hanya dengan berfokus kepada apa yang kita kerjakan sekarang. Cari cara lain dan berdoa untuk minta bimbingan.

Kalau kamu mengerjakan segalanya sungguh-sungguh untuk Tuhan, tentu Tuhan juga akan membalas denagn sungguh-sungguh.

1 Petrus 1 : 18 à sebelum kita ditebus kita milik iblis tapi sekarang kita dibayar lunas dengan harga yang nilainya infinity/tidak terhingga. Jadi, dalam bekerja kita harus diatas standar manusia yang hidupnya belum dialiri darah Kristus”

Intinya adalah sadar bahwa hidup kita ada darah Kristus sehingga standar kita selalu MORE and MORE.

Mungkinkah Hidup Kudus?


Kebaktian DNA, 29 September 2012 oleh Andy Otniel

Banyak perdebatan yang membahas tentang mungkin atau tidak hidup kudus. Pada kesempatan kali ini kak Andy menegaskan bahwa hidup kudus itu mungkin, hanya saja mau apa tidak, karena memang berat.

Namun demikian ada beberapa pertanyaan logika yang dapat membantu kita termotivasi untuk hidup kudus.
Roh tidak akan hancur, lalu kemana perginya? Jadi lebih penting menjaga kebersihan tubuh yang sementara, atau roh yang kekal?

Roti yang kamu temukan di pinggir jalan, dan roti yang dimasak fresh di hotel, mana yang akan kamu makan? Tentu yang kedua karena lebih bersih.

Lebih memilih tinggal di Zimbabwe atau Sydney? Tentunya Sydney karena lebih tentram dan bersih.

Kalau saya membuat nasi goreng dengan 10 telur, namun satu telurnya busuk, maukah kamu makan? Tentu tidak karena semuanya menjadi bau karena 1 telur yang busuk.

Berangkat dari pertanyaan-pertanyaan diatas, jawabannya selalu berujung pada “kebersihan total” karena sedikit satu noda bisa membuat semuanya menjadi tidak bersih.

Bagaimana caranya hidup kudus yang sangat susah ini?
Masalahnya kita seringkali tidak membaca ‘buku panduan’ – sama halnya seperti habis membeli gadget baru tapi tidak dibaca semua panduannya, karena merasa sudah bisa menggunakan padahal banyak petunjuk yang akan berguna dalam penerapannya.

Hal kedua yang harus diperhatikan adalah betapa sempurnanya kita sebagai manusia. Kalau kita berpandangan bahwa hidup kita buruk, itu sama saja berkata bahwa “Tuhan, kau gagal menciptakan saya”.

Lucifer saja SIRIK dengan manusia karena manusia terlalu sempurna (diciptakan Tuhan padahal sudah ada malaikat, dibuatkan taman khusus), jadi tidak ada alasan bagi kita untuk tidak mensyukuri anugerah Tuhan untuk hidup. 

Pertanyaan yang seringkali memenuhi kepala kita : mengapa manusia tidak diciptakan kudus dari awal? Kenapa pohon pengetahuan tidak dipagari saja? Kenapa ular tidak dikurung?

-          Karena manusia diberi free will dan bukan sebuah robot
-          Lalu kenapa manusia diberi free will? Karena Tuhan mau melihat siapa yang sungguh-sungguh mau kembali padanya setelah diberi kebebasan

Kemanapun kita pergi di dunia ini, pasti ada si iblis (ingat kisah Ayub)
Tuhan sudah menetapkan dari awal bahwa kesucian membawa kebahagiaan tapi pikiran ini diputarbalikkan iblis. Seringkali kita berpikir : “Sebenarnya Tuhan menghendaki kita hidup suci atau bahagia? Hidup suci kan tidak bahagia? Berarti Tuhan tidak baik donk?”

Sesungguhnya hidup tidak suci memang bahagia, tapi bahagianya semu karena hanya di dunia dan sifatnya sementara, sebaliknya untuk hidup suci tidak bahagia di dunia, tapi pada endingnya akan bahagia selamanya.
Untuk bisa hidup berkenan pada Tuhan, baca Roma 12:2, ingat bahwa Alkitab merupakan buku panduan hidup kita.

Menanggapi Panggilan Tuhan


Kebaktian DNA, 22 September 2012 oleh kak Grace

Awali dengan membaca Kisah Para Rasul 7 : 25

Waktu itu, Firaun sebagai raja menyadari bahwa Israel akan tumbuh menjadi bangsa yang kuat dan berpotensi menghancurkan kedudukan bangsa Mesir, sehingga setiap bayi laki-laki Israel dibunuh semenjak lahir. Musa pun demikian, harusnya ia dibunuh juga. Tapi ia diselamatkan.

Sama halnya seperti setan, yang terus menerus berusaha ‘membunuh’ (kerohanian) kita, karena ia tahu bahwa kita akan tumbuh luar biasa dalam Tuhan! (baca resume kebaktian DNA 15 September untuk referensi lebih lanjut). Namun tentunya kita juga harus bersyukur karena kitapun diselamatkan !

Strategi iblis itu macam-macam, ada yang mudah ‘dideteksi’ ada yang kadarnya rendah, tapi semuanya hanya bertujuan satu yaitu mematikan. Kita sebagai anak Tuhan memang sudah waspada terhadap hal-hal jahat yang tidak boleh dilakukan, tapi iblis tidak kalah pintar untuk mencari cara menjatuhkan kita lewat hal-hal yang sepertinya “okay ini tidak apa apa”

Contohnya seperti ini : Iblis dalam wujud hal-hal duniawi (seperti game dan pornografi) akan berkata dalam pikiran kita : “oh tidak apa apa kok silahkan saja ke gereja itu bagus kok, tapi jangan tinggalin aku ya Jà maksudnya selain ke gereja tolong tetap buka pornografi dan kecanduan main game.

Itu hanya satu contoh yang bisa kita ambil karena sudah sangat biasa, namun baik penulis maupun ibu Grace juga tidak bisa menerka dalam bentuk apalagi iblis akan bertindak, karena ia sangat pintar dalam menyembunyikan niat jahatnya! Masing-masing dari kita punya tanggung jawab tersendiri untuk melindungi diri dari serangan iblis yang efektif untuk diri kita. (senjata iblis berbeda beda untuk tiap kita karena kita kelemahannya berbeda-beda pula)

Kenapa Musa membela orang Israel?
1. Yang pertama adalah karena ia sudah mendapat hikmah. Waktu muda ia dianggap putra angkat Firaun sehingga pendidikannya sangat baik dan hidup dalam moral kerajaan yang sudah pasti berwibawa dan penuh kebijaksanaan.

2. Yang kedua adalah karena ia sudah menerima panggilan Tuhan. Namun demikian, saudara-saudaranya (orang Israel yang ada di Mesir) tidak mengerti makna panggilan Allah tersebut, sehingga waktu Musa membunuh orang Mesir (yang ditujukan untuk membela bangsa Israel), saudara-saudaranya tersebut malah tidak mengakui dia.

Selama 40 tahun setelah melarikan diri dari Mesir, dia sakit hati karena tidak diakui (padahal tujuan dia baik, betapa sakitnya). Ditambah lagi hidup pas-pas an (menjadi gembala) padahal sebelumnya pangeran kerajaan.

Dalam kurun waktu ini tadinya Musa berpikir bahwa Tuhan sudah meninggalkan dirinya, padahal Tuhan sendiri yang menghendaki bahwa Musa harus hidup dalam kerendahan.
Di ayat 32 dijelaskan bahwa yang membuat Musa takut adalah bahwa ia berpikir ia orang gagal (gagal karena salah menanggapi panggilan Tuhan)

Kesalahan Musa adalah begini : ia sudah menanggapi panggilan Tuhan namun caranya menanggapi itu salah. Seharusnya ia tidak perlu membunuh ! Tuhan memang menghendaki dirinya membela bangsa Israel, namun tidak pernah menginstruksikan untuk membunuh.

Kenapa Musa bisa sampai salah tanggap? Alasannya adalah karena ia punya sakit hati dengan bangsa Mesir. Selama hidup menjadi putra kesayangan Mesir setiap hari Musa melihat penderitaan bangsa Israel yang disiksa oleh Mesir sehingga ia pembunuhan yang ia lakukan adalah wujud pembalasan dendam untuk sakit hatinya selama ini. Kesimpulannya, hati yang sakit bisa membuat kita salah bertindak.

Hal terakhir yang perlu dibahas adalah kalimat Tuhan kepada Musa yang berbunyi “tanggalkan kasutmu karena tempat ini suci”, di waktu sekarang kalimat ini bisa kita interpretasikan menjadi “tinggalkan cara hidupmu yang lama untuk siap menanggapi panggilan Tuhan karena ini adalah misi penuh hikmat”.

Anak Panah di Tangan Tuhan


Kebaktian DNA, 15 September 2012 oleh kak Erwin

Merujuk pada Mazmur 127 : 4, nasib anak muda ada di tangan Tuhan, layaknya anak panah di tangan pahlawan (pahlawan = hero = penyelamat = Tuhan).

Seiring berjalannya waktu, banyak hal akan berubah, namun kita harus percaya bahwa perkataan (rencana) Tuhan tidak akan berubah. Berarti, sejak Mazmur ini ditulis sampai sekarang, semua anak muda tetap dalam genggaman Tuhan !

Di jaman dahulu sebelum tercipta senapan dan meriam, senjata unggulan untuk pertempuran jarak jauh hanyalah busur (untuk Eropa) dan crossbow (busur mekanik tentara Cina) keduanya hanya berfungsi apabila diisi dengan amunisi panah, dan satu tembakan jitu dari pemimpin mereka (biasanya jenderal atau komandan) bisa mengubah kondisi perang (“turning the tide”).

Secara kita mempercayai bahwa Yesus adalah pahlawan kita, dan belajar hari ini bahwa kita bagai anak panah, berarti kita bisa mengambil kesimpulan bahwa kita senjata andalan Yesus.

Masalahnya, seringkali kita salah membidik diri sendiri, tidak mengikuti tangan Tuhan. Kita sudah diberitahu bahwa bidikan Tuhan sebagai ‘hero’ pasti akurat dan tidak meleset, namun kita mlah sering keras hati dan menuruti keinginan sendiri.

Sebagai busur yang ada di tangan Tuhan, ingatlah selalu bahwa kita lahir dengan ‘blueprint’. Blueprint adalah denah mendetail tentang sesuatu yang dikonstruksi misalnya bangunan atau alat besar. Percayalah bahwa takdir kita juga untuk ‘besar’ – dalam arti luar biasa dan dipandang dunia, dan dalam menciptakan kita Tuhan memang sangat detail memilih kekurangan dan kelebihan kita. 

Berangkat dari fakta ini sudah selayaknya kita memiliki destiny ‘tujuan’ atau ‘target’ untuk anak panah yang dibidik oleh Tuhan. Set goals dengan berdoa dan bertanya pada Tuhan apakah ini memang yang ia kehendaki?

Dalam mengejar goal kita senantiasa ingat 1 Timotius 4 : 12.

Kamis, 11 Oktober 2012

Run to Revival

Kebaktian DNA, 25 Agustus 2012 oleh kak Effendy

Ayat pembuka Filipi 3 : 13

Disini yang dimaksud adalah bahwa tersedia hadiah di depan kita, namun ada syarat untuk mendapatkan hadiah tersebut yaitu : Meninggalkan apa yang ada dibelakang kita.

Kita harus berani berkata begini pada setan :
“Eh setan, tidak usah ngungkit ngungkit masa lalu gue, SEKARANG fokus gue buat Tuhan. Dia uda menghapuskan kesalahan gue dan memperbaharui gue. Jadi ga ada alasan buat gue untuk malu atau minder jadi pelayan dia. Now, go away !”

Lebih lanjut –> Ef 4:22-24

Kalau Yesus datang kita harus bersukacita, tidak perlu memikirkan hal hal lain yang didunia karena itu semua akan ditinggal ‘dibelakang’. Kita harus fokus terhadap apa yang ada di depan kita (maksudnya fokus untuk masuk ke dalam kesempurnaan dalam Kristus – yang harus kita gapai suatu waktu nanti) dan bukan malah peduli dengan sekitar kita yang posisinya ‘akan dibelakang’